Jumat, 26 Oktober 2018

IP Address

IP ADDRESS

Halo pembaca, postingan ini merupakan postingan yang berhubungan dengan postingan sebelumnya yaitu mengenai jaringan. Postingan kali ini membahas tentang IP Address.

Alamat IP adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32 bit, dan 128 bit yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. 

Alamat IP memiliki 2 varian versi yaitu IPv4 dan IPv6. Berikut perbedaan IPv4 dengan IPv6.

1. IPv4
    Memiliki 4 oktet.
    Menggunakan Binner.
    Jumlah host 4.294.967.296

2. IPv6
    Menggunakan panglamat 128-bit
    jumlah host 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 

Perbedaan IPv4 dengan IPv6
Perbedaan IPv4 dengan IPv6 adalah sebagai berikut :
Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.

Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.

Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.

IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.

Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.

Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.

IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.

Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.

IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.

IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.


Pembagian Kelas IP Address Pada IPv4
IP Address memili beberapa kelas ip. diantaranya sebagai berikut :
1. Kelas A 
    Pada oktet pertama ip yang digunakan 1 - 127
    subnetmask defaultnya adalah 255.255.255.0
    Network ID dan Host ID nya adalah NNN.HHH.HHH.HHH
    Jumlah Host dalam satu network adalah 16,777,214
    contoh : 10.200.30.1
    10.0.0.0 adalah Networknya
     0.200.30.1 adalah Hostnya
2. Kelas B
     Oktet pertama : 128 – 191
     Subnet default : 255.255.0.0
     Network ID dan Host ID : NNN.NNN.HHH.HHH
     Jumlah IP per Network : 65.534
     Contoh : 150.1.200.2
                  (150.1.0.0) adalah Networknya
                  (0.0.200.2) adalah Hostnya

3. Kelas C
    Oktet pertama : 192 – 223
    Subnet default : 255.255.255.0
    Network ID dan Host ID : NNN.NNN.NNN.HHH
    Jumlah IP per Network : 254
    Contoh : 192.168.10.1
                    (192.168.10.0) adalah Networknya
                    (0.0.0.1) adalah Hostnya

nb : Untuk Kelas D dan Kelas E tidak terlalu digunakan. Dan biasanya IP kelas ini digunakan sebagai eksperimen.

Syarat dalam menentukan sebuah IP
-     -     Alamat Networknya harus sama
-     -     Alamat Hostnya harus Berbeda
    

Kamis, 18 Oktober 2018

7 Layer OSI

7 LAYER OSI

Selamat siang para pembaca sekalian, postingan kali ini saya akan membahas beberapa topik mengenai jaringan yaitu 7 Layer OSI.

Layer OSI adalah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh Badan International Organization of Standardization (ISO) di wilayah Eropa pada tahun 1977. OSI nama kependekan dari nama aslinya yaitu Open System Interconnection. Model OSI biasa disebut dengan model "Model 7 Layer OSI". Layer OSI dibagi menjadi 7 lapis yaitu dari lapisan teratas :



7. Layer Aplication

    Merupakan Leyer yang menyediakan interface antar aplikasi dan bertanggung jawab terhadap pertukaran informasi antara progam komputer. Terdapat beberapa protokol yang layer aplikasi ini, seperti HTTP, Telnet, FTP, TFTP, dan SNMP.



6. Layer Presentation

    Layer ini bertugas melakukan konversi data dan diformat untuk transfer data, seperti ASCII untuk dokumen, JPG dan GIF untuk format gambar, selain itu, layer ini juga melakukan transaksi data, enkripsi,. dan konversi data. Contoh Protokol yang berjalan pada layer ini adalah JPEG, BMP, MPEG, AVI, ASCII, MIDI, WAV, dll.



5. Layer Session

    Layer sasion bertugas memelihara dan menjaga serta mengatur koneksi agar dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. contoh protokol yang menggunakan layer ini antara lain, SQL, NFS, ASP, RPC, X Windows.



4. Layer Transport

     Layar ini bertugas membagi data menjadi beberapa segmen, menjaga koneksi logika "end to end" antar terminal, mengatur alur transmisi data, mengurutkan paket, dan menjamin data yang dikirim sampai tujuan. Protokol yang berjalan menggunakan layer ini adalah TCP dan UDP.

3. Layer Network
    Layer ini bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, mendefinisikan alamat IP, mengurutkan paket data (headera), serta melakukan proses routing. Protokol yang berjalan menggunakan layer ini antara lain, IP, IPX, dan Appitalk, dan device yang bekerja pada layer network dan router.



2. Layer Data Link 

     Layer ini bertugas mengkonversi dari bit ke byte dan dari byte ke frames. Layer ini  berkomunikasi dengan kartu jaringan dan memiliki alamat tersendiri yang disebut MAC Address. Device yang bekerja pada layer ini antara lain, NIC, Switch, Bridge.



1. Layer Physical

    Layer ini bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mengirimkan melalui media transmisi seperti kabel dan menjaga koneksi fisik antar sistem.

Itulah penjelasan sederhana mengenai 7 Layer OSI. 


***SEMOGA BERMANFAAT***

Senin, 17 September 2018

Cara Update Repository pada Linux Debian 9 Melalui CD/DVD

Cara Update Repository pada Linux Debian 9 Melalui CD/DVD


          Dari blog sebelumnya saya telah membahas cara mengubah repository linux debian 9. Sekarang kita akan mempelajari Cara Update Repository pada Linux Debian 9 Melalui CD/DVD. Yang Digunakan disini buakan melalui internet tetapi melalui CD/DVD debian sesuai versinya. Disini saya menggunkan Linux Debian 9 Dan DVD-nya pasti berukuran besar. Untuk DVD Linux Debian 9 memiliki 4 varian DVD repositorynya. Masing-masing DVD berukuran kurang lebih 4-5 GigaByte. Besar Juga ternyata 😭😭😭 . Anda Dapat Mendownloadnya dari mbah gugling atau anda dapat membeli DVD Repository nya dari toko online/kepercayaan anda. Cara ini adalah cara yang dilakukan secara offline/tanpa koneksi internet. Berarti kecepatan update sama dengan kecepan CD/DVD Nya. Tanpa panjang lebar yang mungkin mrmbuat pembaca kebingungan mari semak tutorial berikut ini :

1. Disini saya menggunakan virtualbox untuk mengkonfigurasi linux debian, jangan khawatir caranya tetap sama saja dengan komputer asli. Silahkan login menggunakan user root.

2. Masukkan DVD Debian nya dengan mengklik perangkat>nama file iso. Jika tidak muncul pilih pilih file kemudian cari file iso dvd debiannya. dan untuk pada komputer asli anda dapat memasukkan ke dalam dvd komputer.
nb : untuk yang tidak muncul klik pilih image disk kemudian  pilih file iso kemudian klik open

3. Ketikkan "apt-cdrom add" untuk memasukkan direktori/link update di file list nanti.

4. Tekan enter dan tunggu hingga proses scanning selesai.
Proses Scaning Disk DVD
Scaning DVD Selesai


5. Setelah seleasi ketikkan "nano /etc/apt/sources.list" untuk melihat apakah link DVD untuk repository sudah tertulis.

6. Jika sudah seperi ini, beri tanda pagar (#) untuk menjadikan komentar/off atau hapus isi  kecuali cdrom nya. tinggal tekan ctrl+x > enter
Proses Pengeditan souces.list atau file repository

7. Ketik "apt-get update" untuk proses update nya
Selesai dari proses update repository melalui DVD

Nb: cara ini tergolong offline jadi tanpa koneksi internet.

***SEMOGA BERMANFAAT***

Selasa, 28 Agustus 2018

Cara Mengganti Repository Pada Debian 9

Cara Mengganti Repository Pada Debian 9

Repository adalah tempat untuk mendownload shofware pada sebuah linux. Seperti halnya pada repository pada android yakni PlayStore. Tetapi pada android repository sudah otomatis diarahkan ke server PlayStore. Tetapi pada linux repository nya sangat banyak. jadi kita harus mengganti repositorynya.

Tanpa panjang lebar, mari kita mulai langkah langkahnya :

1. Pastikan anda mempunyai jaringan internet yang lancar, karena ini akan mengupdate software pada debian.
2. Pertama buka dulu Virtual Box Nya seperti biasa. Dan Mulai debian seperti biasa.
3. Silahkan Anda Login seperti biasa dan pastikan anda masuk ke mode root/user root

4. Lalu ketikkan perintah berikut "nano /etc/apt/sources.list"

5. Maka muncul tampilan berikut

6. hapus semua isiya dan silahkan anda masukkan server repositorynya. Anda bisa browsing tempat server repository debian 9. Catatan, semakin jauh server repositorynya maka akan semakin lama proses downloadnya. Jadi, pilihlah server yang paling dekat dengan lokasi anda. sebagai contoh saya tinggal di daerah jawa timur. maka saya harus mencari server yang dekat dengan daerah saya. Kebetulan yang punya repository adalah orang orang kampus.seperti "kambing-ui", "Data Utama Surabaya", "Kebo VLSM", "UNEJ", dan masih banyak lagi. Dan jika debiannya dalam LAN/satu jaringan, anda bisa update repositorynya melalui server lokal di dalam LAN tersebut. INGAT!!! Jagan sampai salah memilih server yang tidak sesuai dengan linux yang anda gunakan. seperti Debian dengan Linux lainnya karena akan beda jenios paket instalasinya. Disini saya menggunakan server KAMBING-UI. Silahkan Masukkan alamt tersebut ke editor. Ketik semua alamat server tersebut dan pastikan anda memasukkan per barisnya.

"deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ stretch main contrib non-free
  deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ stretch-updates main contrib non-free
  deb http://kambing.ui.ac.id/debian-security/ stretch/updates main contrib      non-free
"

7. Setelah dimasukkan silahkan anda simpan dengan menekan ctrl+o  kemudian tekan enter

8. Setelah tersimpan silahkan anda keluar dari text editor dengan menekan ctrl+x.



9. Kemudian masukkan perintah berikut "apt-get update" kemudian enter dan silahkan anda tunggu hingga prosesnya selesai. Cepat lamanya update tergantung dengan kecepatan internet anda. jadi sebelum melakukan cara ini pastikan anda terhubung ke internet yang stabil.


10. Selamat....... Anda Telah Berhasil Mengganti Server Repository Beserta Update Sofwarenya

***Semoga Bermanfaat***

Kamis, 23 Agustus 2018

Cara Setting IP Pada Debian 9 Pada Virtual Box

       Debian adalah sistem operasi linux untuk membangun sebuah server. Debian sendiri sudah lama ada dan menjadi sistem operasi yang menjadi favorit untk dijadikan server. Sistem operasi ini open source dimana kita boleh membuat distro sendiri dengan sumber kode terbuka.

Tanpa basa basi ayo kita lanjutkan untuk menyetting IP pada debian labgkah langkahnya sebagai berikut :
1.      Buka aplikasi virtual box seperti biasa dan akan muncul tampilan virtualboxnya.

2.      Disini saya sudah membuat persiapan sebuah hardisk debian 9 beserta pengaturannya. Klik Ikon Pengatran.

3.   Lalu anda akan diarahkan ke dialog penaturan seperti berikut. Dan anda bisa menuju ke pengaturan jaringan dan disitu ada pilihan sebagai berikut :

Di pilihan
Keterangan :
NAT : Menghubungkan komputer host dan memungkinkan bila komputer guest mendapatka koneksi internet tanpa harus menyetting terlebih dahulu.
Bridge Adapter : memungkinkan komputer guest terhung ke komputer host lebih dari satu melalui perangkat eras Ethernet.
Internal Network : Mode untuk menghubungka komputer Virtual mechine ke kompuer Virtual laun dan ttidak dapat dihubungkan oleh kompter Host.
Host-Only Adaper : Dalam mode ini komputer host dan komputer guest dapat salig berhunugan dengan menggunakan ethernet shofware.     

4.      Pilih saja bridge untuk terhubung Debian (Virtual Box) dengan komputer host ataupun dengan komputer lain dengan menggunakan perangkat keras ethernet yang digunakan.Maka akan muncul namadriver ethernet komuter host yang digunakan. Setelah itu tekan OK.

5.      Kemudian Anda klik mulai untuk memulai booting dan klik enter untuk measuk ke sistem operasi, kemudian tunggu hingga anda disuruh untuk login.

6.      Setelah tampilan seperti ini. Maka anda tingal masukkan user dan kata sandi. Jika lupa, maka anda harus install ulang debian anda :( .

7.      Jika anda ingin mengubah jaringan sebaiknya kita menggunakan user “root” atau superuser karena kita akan lebih leluasa dalam pengeditannya. Tinggal login dengan nama "root" dan paswordnya. Dan tanda SupeUser (Root)  ditandai dengan tanda pagar (#)

8.      Kemudian ketikkan “IP Address” atau bisa “IP Addr” untuk melihat alamat ethernetnya dan lamat IP-nya. Karena ini adalah hal penting jadi ingatlah.

9.      Kemudian, kita akan mengedit alamat ipnya. Ketik “nano /etc/network/interfaces

Nb :
Nano adalah nama aplikasi untuk mengedit sebuah file, jadi saat kita menginstall debian maka kita mendapatkan aplikasi ini untuk mengedit. Ada juga aplikasi serupa namanya vi tetapi sedikit lebih sulit atau bahkan untuk pemula akan terasa sulit.

10.  Kemudian akan muncul tampilan berikut.

11.  Kemudian edit alamat address gateway dan netmaskya. Biasanya saat pengintalan debian di awal gagal mendapatkan ip atau ip tidak diisi maka, saat mau di edt kosong. Silahkan isikan kalimat berikut di bagian paling bawah.
auto lo
  iface lo inet loopback
  auto enp0s3
  iface enp0s3 inet static
  address 192.168.1.6
  netmask 255.255.255.0
  gateway 192.168.1.254
Nb :
Untuk yang berwarna merah silahkan diganti.
enp0s3 adalah nama ethernet di debian.
192.168.1.6 adalah alamat IP debian maka silahkan anda ganti IP-nya.
Karena kita menggunakan ip address kelas C maka yang diisi harus 3 oktet dari depan.
Ingat! Alamat ip untuk kelas c tiga oktet dari depan harus sama dengan komputer host.


Setelah selesai silahkan anda tekan ctrl+o untuk menyimpan dan apabila ada konfirmasi silahkan tekan enter. Setelah selesai tekan ctrl+x untuk keluar dari pengeditan

12.  Setelah selesai silahkan restart network nya dengan mengetikkan perinah “/etc/init.d/networking restart” maka jaringan akan direstart. Apabila gagal coba cek kembali mungkin ada salah J.

13.  Setelah selesai, Kemudian mask ke pengaturan jaringan dengan cara :
-                 - Klik kanan pada gambar jaringan/wifi.
                    - Kemudian klik Open Network and Sharing Center.


14.  Maka muncul dialog berikut.

15.  Klik ethernet.

16.  Klik properties > Cari yang ada tulisan TCP/IPv4

17.  Ubah ke manual kemudian isi sesuai dengan ip tadi tetapi oktet paling belakang harus beda.


18.  Kemudian silahkan anda tes ping menggunakan cmd / command prompt.
Jika ada tulisan TTL=...    maka Itu tandanya berhasil, jika tandanya destination host....., PING!Transit..... , dan general failture,itu tandanya gagal. Coba cek kembali IP anda.

Tentang Saya

Sebuah Ilmu Yang Dibagikan Tidak Akan Berkurang. Dan Ilmu yang dibagikan Akan terus Bertambah

 
biz.